Kamis, 15 November 2012

Strategi Pengembangan Sains-Teknologi di Dunia Islam Masa Kini dan Mendatang


   Strategi pengembangan sains-teknologi :
   1.      Penciptaan paradigma baru tentang sains-teknologi
Paradigma yang dimaksud adalah cara pandang terhadap sains-teknologi. Studi sains-teknologi menjadi bagian dari studi Islam (ontologi, epistemologi, dan aksiologi). Paradigma ini tidak lagi memisahkan sains-teknologi dalam posisi yang diametral dengan agama, tetapi sains-teknologi bagian dari agama.
a.       Ontologi
Bahwa secara ontologis, untuk memahami Allah SWT, dapat dilakukan melalui ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah., lebih dari 750 ayat al-Qur’an membahas tentang fenomena alam.
b.      Epistemologi
Bayani
Epistemologi yang beranggapan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah wahyu (teks) atau penalaran dari teks, seperti ilmu hadis, fikih, ushul fikih, dan lainnya. Saintis dan teknokrat muslim harus menjadikan teks al-qur’an dan al-sunnah sebagai sumber inspirasi, Al-Qur’an dan al-Sunnah tidak boleh hanya dikaji secara literal sebab konteks ayat/hadits tentang fenomena alam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadits cenderung menggambarkan kondisi masyarakat Arab.
Burhani
Saintis dan teknokrat muslim harus membiasakan diri melakukan perenungan, pengamatan, verifikasi, eksplorasi dan eksperimen tentang fenomena alam di sekitarnya. Epistemologi burhani menekankan visinya pada potensi bawaan manusia secara naluriyah, inderawi, eksperimentasi, dan konseptualisasi. Jadi epistemologi burhani adalah epistemologi yang berpandangan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah akal. Akal menurut epistemologi ini mempunyai kemampuan untuk menemukan berbagai pengetahuan, bahkan dalam bidang agama sekalipun akal mampu untuk mengetahuinya, seperti masalah baik dan buruk.
Irfani
Epistemologi yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan adalah kehendak. Epistemologi ini memiliki metode yang khas dalam mendapatkan pengetahuan, yaitu kasyf. Metode ini sangat
unik karena tidak bisa dirasionalkan dan diperdebatkan. Penganut epistemologi ini adalah para sufi, oleh karenanya teori-teori yang dikomunikasikan menggunakan metafora dan bukan dengan mekanisme bahasa yang definite (nyata). Paradigma ‘irfani terkait dengan sikap dan aspek esoterik saintis dalam mensikapi suatu fenomena alam, sains tidak boleh untuk dirinya sendiri terdapat misi kekhalifahan manusia di bumi, kajian sains dan teknologi tidak akan membawa kepada kerusakan alam
c.       Aksiologi
Sains-teknologi harus dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.  Sains-teknologi harus bisa mencerminkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘aalamiin).

   2.      Kebijakan pemerintah yang pro pengembangan sains-teknologi
    Strategi ini dalam pengembangan sains dan teknologi adalah dengan mengandalkan kebijakan pemerintah yang pro pengembangan sains dan teknologi, jadi pemerintah di sini sangat berperan penting dalam perkembangan sains dan teknologi. Pemerintah juga bertanggung jawab atas pendidikan yang ada di bangsa ini. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah pertama tentunya melalui politik kemudian meminta kebijakan pemerintah setelah itu mengimplementasikannya di bidang pendidikan, karena sains dan teknologi tidak mungkin dicapai tanpa melalui pendidikan.

 
    Politik --> Kebijakan --> Implementasi --> Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar