Minggu, 25 November 2012

PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP SAINS



Sains dalam perspektif al-Qur’an
  1. Kami yakin bahwa al-Qur’an merupakan kitab petunjuk bagi kemajuan manusia, dan mencakup apa saja yang diperlukan manusia dalam wilayah iman dan amal. Kami tidak memandangnya sebagai ensiklopedi sains, dan juga tidak meyakini kebenaran mencocokkan al-Qur’an dengan teori-teori sains yang berubah-ubah itu. Pada sisi lain, kita dapat menolak bahwa al-Qur’an mengandung rujukan-rujukan pada sebagian fenomena alam. Namun ini bukan untuk mengajarkan sains, tapi harus digunakan sebagai bantuan dalam menarik perhatian orang kepada keagungan Allah dan dengan begitu membawanya dekat kepada-Nya.
  2. Kami juga yakin bahwa kemajuan sains membuat pemahaman atas risalah-risalah Al-Qur’an tertentu lebih mudah, misalnya (QS 21:30) merujuk pada evolusi tata surya dan peranan air di dalam kehidupan, juga ayat (QS 51:49) yang memberitahukan pada kita tentang bukti adanya pasang-pasangan alam seluruh penciptaan. Sains modern membuat pemahaman ayat ini lebih mudah.
  3. Apabila kita mencocokkan al-Qur’an dengan suatu aliran filsafat atau sains suatu masa, maka kita akan mencapai titik dimana dalam periode dominasi positivisme, kita temukan ulama yang mencoba menggali filsafat ini dari al-Qur’an, dengan memandangnya sebagai basis kearifan al-Qur’an, dan tidak memperhatikan fakta bahwa pandangan ini tidak memberikan ruang bagi metafisika atau suatu wujud transenden.
  4. Kita dapat mengatakan bahwa walaupun al-Qur’an bukan ensiklopedi sains, namun ada pesan penting di dalam ayat-ayat yang melibatkan fenomena, dan para ilmuwan muslim harus memusatkan perhatiaanya pada misi tersebut daripada melibatkan diri mereka pada aspek keajaiban al-Qur’an dalam bidang sains atau dalam kinsistensinya dengan sains kontemporer.
Pesan al-Qur’an bagi para ilmuwan
  1. Dalam ayat-ayat ini dianjurkan untuk mengkaji seluruh aspek alam dan menemukan misteri penciptaan (QS 45:4, 10:101, 29:20)
  2. Menurut al-Qur’an, kita harus memakai indera dan intelektual kita untuk memahami alam, dan ini akan mengantarkan kita keada apresiasi keagungan dan kekuasaan Allah.
  3. Ayat-ayat diatas menegaskan bahwa segala sesuatu di dunia ini teratur dan bertujuan, dan dalam perbuatan allah tidak ada kesalahan apapun. (QS 25:2, 21:16, 67:3-4)
  4. Al-Qur’an menyuruh kita mengenali hukum-hukum alam (yaitu, pola-pola Allah di alam semesta) dan mengeksploitasinya bagi kesejahteraan manusia dengan tidak melampaui batas-batas syari’ah (QS 55:5-8)
  5. Dalam pandangan al-Qur’an’an, seluruh sains adalah perwujudan berbeda dari satu dunia yang diciptakan dan yang dikelola oleh satu Tuhan. Karena itu ilmu-ilmu tersebut harus menggiring kira kepada gambaran tunggal dunia.
Filsafat sains : sebuah pendekatan al-Qur’an
  1. Dalam visi al-Qur’an, fenomena alam merupakan tanda-tanda yang Maha Kuasa, dan suatu pemahaman tentang alam adalah analog dengan pemahaman tanda-tanda yang bisa membawa kita meraih pengetahuan tentang tuhan. (QS 30:21,22,24)
  2. Dalam perspektif al-Qur’an, memahami alam bukanlah usaha yang bermakna, kecuali jika ia mampu membantu kita memahami pencipta mahabijak dunia ini dan mendekatkan diri kepada-Nya.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar