Pola Konflik Agama
dan Sains
1. Masa Galileo / Abad ke-15 M
Konflik antara agama dan sains telah dimulai sejak abad 15, ketika Galileo menentang paham geosentris
(bumi merupakan pusat tata surya) yang dianut oleh gereja. Galileo dianggap mengingkari keyakinan agamanya (kristen)uyh. Galileo Galilei (15 Februari 1564 – 8 Januari 1642)
adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar
dalam revolusi ilmiah. Ia diajukan ke pengadilan gereja Italia pada 22 Juni
1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan
dengan keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Pemikirannya ini
menyebabkan Dinas Suci Inkuisisi Gereja Katolik mengucilannya. Otoritas
tertinggi Gereja Katolik bahkan ingin menghapuskannya dari sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan manusia. Semua ini terjadi karena ilmuwan yang juga menulis
puisi dan kritik sastra ini menyuarakan sebuah pandangan yang waktu itu
dianggap sebagai sebuah kekafiran besar yang akan merusak akidah umat.
Galileo
mencoba menandaskan kebenaran sistem Heliosentris dengan menggunakan teorinya
sendiri yang ia anggap lebih kuat. Galileo berpendapat bahwa Bumi bergerak
mengitari Matahari dan bahwa sistem Kopernikan “lebih mendekati kenyataan
daripada pandangan lain yang dikemukakan Aristoteles dan Ptolomeus.” Teori
Heliosentris Kopernikus memberi penjelasan sederhana atas gerak-gerak planet
yang telah membingungkan kaum cerdik cendekia. Sambil menata ulang susunan
planet-planet yang sudah dikenal saat itu, sistem heliosentris menawarkan diri
sebagai sistem yang lebih masuk akal dibandingkan dengan sistem tradisional
Geosentris. Ketaksesuaian
agama dan sains berlanjut hingga
masa sesudahnya (masa Newton / masa sains modern). Namun sebenarnya Galileo Tidak
Bermaksud Menentang Paham Gereja, ia hanya bermaksud mentransfoermasikan sains agar lebih bermanfaat bagi kehidupan.
2. Masa Newton/
Abad ke-17
M
Pada masa ini dikenal dengan nama masa sains modern, hal ini dikuatkan
dengan alasan para ahli sejarah sepakat bahwa perkembangan sains modern beserta
aplikasi teknologi yang ada sekarang diawali oleh Newton . Adapun paradigma nya
yang terkenal ialah Mekanika klasik, dimana paradigma ini membawa perubahan
yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu. Konsep mekanika
klasik ini bersifat mekanistik deterministik (apabila
kondisi awal dari sesuatu dapat ditentukan, maka kondisi berikutnya dapat
diprediksi secara tepat).
a. Dampak Positif dari Paradigma Newton
- Revolusi Industri (Inggris, abad ke-17) dengan penemuan mesin tenun dan mesin cetak , dengan tahapan industrinya: Mekanisasi (abad ke-17) , Energisasi (abad ke-18), Optimalisasi (abad ke-18 s.d. ke-19) , Otomatisasi (abad ke-19 s.d. Ke-20)
- Berkaitan dengan penciptaan alam semesta dimana :
-
Ada dengan tidak sendirinya
-
Sesuai dengan agama (alam
semesta ada yang menciptakan)
- Berkaitan dengan kehancuran
alam semesta dimana :
- Beberapa milyard tahun yang akan datang sesuai perhitungan waktu peluruhan neutron (inti atom)- Sesuai dengan agama (alam semesta tidak kekal)
b. Dampak Negatif dari Paradigma Newton
- membentuk masyarakat yang sekularistik
- mengabaikan nilai-nilai religiusitas (mengabaikan unsur Tuhan karena merasa dapat memprediksi apa yang akan terjadi)
3. Masa
Darwin / Abad ke-19 M
Charles Darwin pada abad ke-19
memunculkan bukunya The Origin of Species
(Darwin
sebenarnya hanya
dengan ‘menjejer dan mengurutkan’ tulang tengkorak berusaha menghubungkan
secara evolusioner) . Namun sangat disayangkan sebab temuan Darwin semakin
memicu ketidakharmonisan
hubungan antara ilmuwan (orang yang menekuni sains) dan agamawan (orang
yang mendalami nilai
dan ajaran Tuhan) dan menjadi puncak konflik antara saintis dan agamawan.
4. Abad
ke-20 M
Pada masa
ini adalah masa redanya konflik agama
dan sains, hal ini disebabkan dengan muncul
paradigma baru dalam ilmu pengetahuan dab
berubahnya paradigma mekanistik
deterministik
menjadi probabilistik relatifistik . Paradigma
probabistik relatifistik ini memiliki konsep bahwa sesuatu itu memiliki banyak kemungkinan
alternatif pemecahan persoalan. Dan paradigma ini pula melahirkan ilmu-ilmu baru seperti material science, mikro elektronika, kimia
fisika kuantum, astrofisika,
dll.
5. Abad ke-21 M
Pada masa
ini konflik telah mereda dan trejadi simbiosis mutualisme antara sains dan
agama.
6. Perbedaan antara paradigma Newton (Mekanistik
Deterministik) dan paradigma Einstein ( Probabilistik Relatifistik)
Berdasarkan
paradigma Newton, massa materi adalah kekal, ada dengan
sendirinya dari dulu hingga sekarang (teori Steady State), sehingga
ruang dan waktu adalah entitas yang terpisah.
Sedangkan
Berdasarkan
paradigma Einstein, ruang
dan waktu adalah
entitas yang terkait satu sama lain menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi
ruang-waktu. Tanpa ada ruang maka tidak akan ada waktu .
Intinya
bahwa Newton beranggapan bahwa ruang dan waktu adalah entitas berbeda dan
terpisah, sedangkan Einstein beranggapan bahwa ruang dan waktu adalah entitas
yang saling terkait.
Transformasi Sains
Sejarah sains Eropa masa kebangkitan (abad 14
dan 15)
mencatat bahwa sains
muncul tidak hanya dalam rangka melepaskan hegemonik gereja
sebagai institusi pemegang kekuasaan tertinggi, tetapi juga sebagai
momentum transformasi sains ke dalam utilitas teknik (aplikasi
nyata).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar