Kamis, 15 November 2012

SEJARAH HUBUNGAN AGAMA DAN SAINS

Pola Konflik Agama dan Sains

1. Masa Galileo / Abad ke-15 M

Konflik antara agama dan sains telah dimulai sejak abad 15, ketika Galileo menentang paham geosentris (bumi merupakan pusat tata surya) yang dianut oleh gereja.  Galileo dianggap mengingkari keyakinan agamanya (kristen)uyh. Galileo Galilei (15 Februari 1564 – 8 Januari 1642) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Ia diajukan ke pengadilan gereja Italia pada 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Pemikirannya ini menyebabkan Dinas Suci Inkuisisi Gereja Katolik mengucilannya. Otoritas tertinggi Gereja Katolik bahkan ingin menghapuskannya dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Semua ini terjadi karena ilmuwan yang juga menulis puisi dan kritik sastra ini menyuarakan sebuah pandangan yang waktu itu dianggap sebagai sebuah kekafiran besar yang akan merusak akidah umat.
Galileo mencoba menandaskan kebenaran sistem Heliosentris dengan menggunakan teorinya sendiri yang ia anggap lebih kuat. Galileo berpendapat bahwa Bumi bergerak mengitari Matahari dan bahwa sistem Kopernikan “lebih mendekati kenyataan daripada pandangan lain yang dikemukakan Aristoteles dan Ptolomeus.” Teori Heliosentris Kopernikus memberi penjelasan sederhana atas gerak-gerak planet yang telah membingungkan kaum cerdik cendekia. Sambil menata ulang susunan planet-planet yang sudah dikenal saat itu, sistem heliosentris menawarkan diri sebagai sistem yang lebih masuk akal dibandingkan dengan sistem tradisional Geosentris. Ketaksesuaian agama dan sains berlanjut hingga masa sesudahnya (masa Newton / masa sains modern).  Namun sebenarnya Galileo Tidak Bermaksud Menentang Paham Gereja, ia hanya bermaksud mentransfoermasikan sains  agar lebih bermanfaat bagi kehidupan.
  
     2. Masa Newton/ Abad ke-17 M

Pada masa ini dikenal dengan nama masa sains modern, hal ini dikuatkan dengan alasan para ahli sejarah sepakat bahwa perkembangan sains modern beserta aplikasi teknologi yang ada sekarang diawali oleh Newton . Adapun paradigma nya yang terkenal ialah Mekanika klasik, dimana paradigma ini membawa perubahan yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu. Konsep mekanika klasik ini  bersifat mekanistik deterministik (apabila kondisi awal dari sesuatu dapat ditentukan, maka kondisi berikutnya dapat diprediksi secara tepat).
a. Dampak Positif dari Paradigma Newton
  • Revolusi Industri (Inggris, abad ke-17) dengan penemuan mesin tenun dan mesin cetak , dengan tahapan industrinya: Mekanisasi (abad ke-17) , Energisasi (abad ke-18), Optimalisasi (abad ke-18 s.d. ke-19) , Otomatisasi (abad ke-19 s.d. Ke-20)
  • Berkaitan dengan penciptaan alam semesta dimana :
-          Ada dengan tidak sendirinya
-          Sesuai dengan agama (alam semesta ada yang menciptakan)
  • Berkaitan dengan kehancuran alam semesta dimana :
    -         Beberapa milyard tahun yang akan datang sesuai perhitungan waktu peluruhan neutron (inti atom)
    -          Sesuai dengan agama (alam semesta tidak kekal)
b. Dampak Negatif dari Paradigma Newton
  • membentuk masyarakat yang sekularistik
  • mengabaikan nilai-nilai religiusitas (mengabaikan unsur Tuhan karena merasa dapat memprediksi apa yang akan terjadi)

    3. Masa Darwin / Abad ke-19 M

Charles Darwin pada abad ke-19 memunculkan bukunya The Origin of Species
(Darwin sebenarnya hanya dengan ‘menjejer dan mengurutkan’ tulang tengkorak berusaha menghubungkan secara evolusioner) . Namun sangat disayangkan sebab temuan Darwin semakin memicu ketidakharmonisan hubungan antara ilmuwan (orang yang menekuni sains) dan agamawan (orang yang mendalami nilai dan ajaran Tuhan) dan menjadi puncak konflik antara saintis dan agamawan.

    4. Abad ke-20 M
Pada masa ini adalah masa redanya  konflik agama dan sains, hal ini disebabkan dengan muncul paradigma baru dalam ilmu pengetahuan  dab berubahnya paradigma mekanistik deterministik menjadi probabilistik relatifistik . Paradigma probabistik relatifistik ini memiliki konsep bahwa sesuatu itu memiliki banyak kemungkinan alternatif pemecahan persoalan. Dan paradigma ini pula melahirkan ilmu-ilmu baru seperti material science, mikro elektronika, kimia fisika kuantum, astrofisika, dll.

5. Abad ke-21 M

Pada masa ini konflik telah mereda dan trejadi simbiosis mutualisme antara sains dan agama.

   6. Perbedaan antara paradigma Newton (Mekanistik Deterministik) dan paradigma Einstein ( Probabilistik Relatifistik)

Berdasarkan paradigma Newton, massa materi adalah kekal, ada dengan sendirinya dari dulu hingga sekarang (teori Steady State), sehingga ruang dan waktu adalah entitas yang terpisah.
Sedangkan
Berdasarkan paradigma Einstein, ruang dan waktu adalah entitas yang terkait satu sama lain menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi ruang-waktu. Tanpa ada ruang maka tidak akan ada waktu .
Intinya bahwa Newton beranggapan bahwa ruang dan waktu adalah entitas berbeda dan terpisah, sedangkan Einstein beranggapan bahwa ruang dan waktu adalah entitas yang saling terkait.

Transformasi Sains

Sejarah sains Eropa masa kebangkitan (abad 14 dan 15) mencatat bahwa sains muncul tidak hanya dalam rangka melepaskan hegemonik gereja sebagai institusi pemegang kekuasaan tertinggi, tetapi juga sebagai momentum transformasi sains ke dalam utilitas teknik (aplikasi nyata).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar