Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan
teknologi informasi. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang
terus berkembang dengan pesat. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa riwayat perkembangan
komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia. Terdapat
empat titik penentu utama dalam sejarah komunikasi manusia yang dikemukakan
oleh Nordenstreng dan Varis (1973) dalam (Nasution, 1989:15), yaitu :
1.
Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi
tercanggih manusia.
2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia
menggunakan bahasa.
3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis dengan menggunakan
alat pencetak.
4.
Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf
hingga satelit.
Dalam sejarahnya, manusia menandakan penggunaan
komunikasi oleh manusia untuk mengatasi jarak yang lebih jauh satu dengan yang
lainnya, yang tidak mungkin dicapai dengan berbicara dalam jarak yang normal.
Menurut O’Brien, 1996 dalam Kadir (2003:8) mengatakan bahwa, perilaku manusia
dan teknologi memiliki interaksi di dalam lingkungan sosioteknologi. Everett M.
Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology ; The New Media in
Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat terdapat
empat era komunikasi, yaitu : era tulis, era media cetak, era media
telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Sementara itu Sayling Wen
melihat media dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya melihat media dalam
konsep komunikasi antar pribadi, namun ia melihat media sebagai medium
penyimpanan. Manusia hidup tidak terlepas dari ajaran agama. Seperti yang sudah
kita ketahui, menyampaikan pesan kepada sesama umat sangat dianjurkan bahkan diwajibkan
dalam ajaran Agama Islam.
Sardar mengemukakan thesisnya tentang konsep Islam
dalam penciptaan dan penyebaran informasi dalam bukunya Information and Muslim
World : A Strategy for 21’st Century, (1998), sebagai berikut :
a.
Tauhid, kemerdekaan dalam informasi adalah criteria
ethical pertama dan umat Islam tidak dalam kedudukan terpaksa tunduk kepada
kekuatan luar, apakah itu Neo Lib, Konglomerasi, MNC, atau negara Super Power
selain tunduk kepada kekuatan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
b. Ilm, informasi diupayakan dalam kerangka ilmu pengetahuan untuk
kemaslahatan masyarakat.
c. Hikmah, (kebijaksanaan), informasi harus merefleksikan karakteristik
tertinggi Sang Maha Pencipta, dengan memandang sesuatu peradaban Muslim yang
dinamis dan berkembang dengan kecakapan dan ketajaman serta kecermatan pikiran.
d. Adl, penciptaan dan penyebaran informasi harus diarahkan untuk memajukan
keadilan. Informasi harus diupayakan melalui cara-cara yang adil dan didistribusikan
secara adil pula.
e. Ijma’ dan Syura (Konsensus dan musyawarah), Sebelum masayarakat diajak
bermusyawarah, mereka sudah harus menerima informasi secara merata dan relevan.
Konsensus hanya bisa dicapai apabila semua fakta tentang sebuah kebijakan
tertentu sudah mereka ketahui, artinya tidak hanya diketahui oleh segelintir
orang, atau elit organisasi atau politik.
f. Istishlah (Kepentingan Umum), semua informasi yang diciptakan dan
didistribusikan adalah untuk kepentingan umum (kemaslahatan masyarakat)
g.
Ummah (Muslim sejagat), Informasi seyogyanya di
samping kepentingan umum secara lokal adalah untuk kepentingan Ummat Islam se-dunia
(masyarakat Islam global).
Perkembangan teknologi ini mampu mengancam dunia Islam, jika kita tidak turut
masuk ke dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan kita sebagai muslim akan menjadi
masyarakat pasif yang hanya menerima perkembangan teknologi, namun tidak turut
membuat dan mengembangkannya. Ini dapat menghambat perkembangan daya pikir muslim dunia.
Karena walaupun perkembangan teknologi memiliki aspek positif, namun ada beberapa perangkap yang harus diwaspadai, yaitu
Karena walaupun perkembangan teknologi memiliki aspek positif, namun ada beberapa perangkap yang harus diwaspadai, yaitu
Aspek pertama Mengendalikan, keutungan teknologi informasi akan dipetik
oleh mereka yang berhasil mengendalikan teknologi tersebut. Dengan demikian,
tidak banyak manfaatnya memiliki program-program canggih untuk membangun
jaringan komunikasi untuk menghubungkan desa-desa terpencil, jika tergantung
kepada Negara industri, maka kebijakan hanya berpengaruh kepada ketergantungan.
Aspek kedua Ketidaklayakan. Teknologi yang lahir di barat cenderung
mengarah kepeningkatan elemen desktruktif dan elemen pengendalian atau secara
spesifikasi sesuai untuk digunakan oleh konsumen barat. Inilah alasan penting, mengapa dunia muslim harus mengembangkan kemampuan sendiri di dalam bidang teknologi “mikro-elektronik”. Negara-negara industri bukan
hanya mempertahankan dominasi ekonomi dan politik, tetapi mereka juga akan
merongrong dan menaklukan dunia muslim.
Ada tiga kesadaran yang dapat diambil dari sudut pandang penerapan teknologi komunikasi, yaitu
Ada tiga kesadaran yang dapat diambil dari sudut pandang penerapan teknologi komunikasi, yaitu
1. Kita menyadari bahwa kita adalah penerima yang berkomunikasi
2. Kita menyadari bahwa kita selalu bisa memahami bentuk
3. Kita menyadari bahwa kita hanya bisa memahami dalam bataspengalaman kita
sendiri.
sendiri.
Dari ketiga poin diatas menjelaskan bahwa, komunikasi menuntut penerimanya.
Ia menuntutnya untuk terlibat, untuk melakukan sesuatu, untuk menjadi sesuatu,
dan untuk mempercayai sesuatu. Selain itu komunikasi menimbulkan motivasi, jika
komunikasi sesuai dengan harapan dan aspirasi, etika, nilai, maksud dan tujuan
penerimanya.
Tantangan Komunikasi
Islam pada Era Globalisasi Informasi
Beberapa tantangan yang dapat diidentifikasi pada
era globalisasi dan informasi bagi perkembangan dan pembangunan Kominikasi
Islam di masa depan:
1. Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif dalam penyebaran
isu.
2.
Tantangan tersendiri bagi konsep bangunan
komunikasi Islam di masa depan untuk mengeliminir seluruh nilai-nilai
komunikasi informasi yang bertentangan dengan nilai luhur Islam.
3.
Dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspose
persoalan-persoalan seksualitas, peperangan dan tindakan kriminal lainnya
mendatangkan efek yang berbanding terbalik dengan tujuan komunikasi dan
informasi itu sendiri.
4. Lemah sumber daya modal maupun kualitas negara-negara Muslim memaksa
masyarakat Muslim mengimport teknologi komunikasi informasi dari dunia Barat.
Peluang Pengembangan Komunikasi Islam di Masa Depan
1. Bila komponen sasarannya selaras dengan aspek-aspek mutlak, substisional,
kultural dan subyektif suatu masyarakat, barulah informasi dapat memberikan
sumbangan positif kepada masyarakat itu sendiri.
2.
Adanya perubahan dari era industri menuju era
informasi.
3.
Pada masa depan komunikasi Islam dapat dikembangkan
dengan memperhatikan tujuh konsep pokok Islam yang mempunyai kaitan langsung
dengan penciptaan dan penyebaran informasi.
4. Peluang eksistensi komunikasi Islam di masa depan dapat lewat buku, bahwa
buku merupakan inftrastruktur penyebaran informasi dalam rangka menegakkan
peradaban Muslim.
Strategi Penyiaran Islam dengan
Memanfaatkan Teknologi Komunikasi
Suatu strategi informasi yang tepat bagi dunia muslim
yang dirancang untuk memenuhi tuntunan abad ke-21 dengan demikian mengandung
tujuh butur berikut:
1. Negsri Muslim perlu mendirikan lembaga-lembaga riset. Negeri Muslim perlu
melahirkan informasi mereka sendiri, yaitu negeri-negeri muslim harus mengembangkan kecukupan diri yang
relevan dan penting maupun kemandirian teknologi domestik. Hal ini
diwajibkan oleh gagasan Islam seperti Hikmah (kebijakan) dan Syura (kerja sama
untuk kebaikan).
2.
Setiap negeri muslim perlu mengembangkan suatu struktur
informasi yang tepat, seperti pusat dokumentasi dan perpustakaan nasional atau
pusat informasi khusus sains dan teknologi. Sebuah pusat informasi yang
menghubungkan para klien dengan sumber-sumber informasi dan sebuah lembaga
standart nasional. Hal ini diturunkan dari gagasan Islam isthislah (kepentingan
publik) dan ‘ijma (konsensus).
3.
Mendirikan jaringan perpustakaan publik maupun
pusat informasi di pedesaan yang dirancang untuk memberikan akses informasi dan
sapat membantu warga menghadapi masalah sehari-harinya. Hal ini diwajibkan oleh
gagasan Islam ‘adl (keadilan sosial) dan istishlah (kepentingan publik).
4.
Memperhatikan kebutuhan para ilmuan, teknolog dan
sarjana muslim, sebab mereka adalah fondasi peradaban muslim mendatang.
Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan cendikiawan akan informasi merupakan suatu
gagasan ‘ilm (ilmu pengetahuan) dan respect dunia Islam kepada para ulamanya.
5.
Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besar negeri-negeri Muslim dan para periset serta cendikiawan akan informasi, maka perlu
mendirikan jaringan informasi Muslim Internasional. Pendirian jaringan-jaringan
internasional seperti itu didasarkan pada gagasan-gagasan Islam ummah
(komunitas Muslim Internasional, peradaban Islam) yang akan bertindak sebagai
organism terpada dan syura’ (kerjasama untuk kebaikan).
6.
Pustakawan dan ilmuan informasi muslim harus
memainkan peranan khusus dalam menghadapi tantangan-tantangan abad informasi.
Mereka harus berperan aktif dalam mendorong minat baca dan industry penerbitan muslim.
Tanggung jawab pustakan dan ilmuan informasi muslim menjamin agar informasi dan
pengetahuan tentang tradisi dan pandangan dunia tradisionalsampai kesetiap
warga. Diturunkan dari gagasan Islam khalifah (perwalian), amanah serta ummah.
7. Dalam mendirikan struktur informasi nasional, jaringan tersentralisasikan,
distributif dan berskala ummah, memberikan informasi ke daerah-daerah pedesaan,
dan memajukan industri penerbitan lokal, maka harus digunakan teknologi
informasi dan komunikasi yang sangat efektif dan secara ekonomi mungkin.
Sumber:
Yanto, Andri
dkk.2010.Hubungan Perkembangan Teknologi
dalam Penyiaran Islam. http://dheroize.blogspot.com/2010/12/hubungan-perkembangan-teknologi-dengan.html. Diakses pada
tanggal 29 Desember 2012